Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

Oleh : Muhammad Alwi Asmar (Mahasiswa PPG Prajabatan UNM IPA 2023)


picture : fredimalabali.com

Apakah pendidikan Indonesia sudah merdeka? Adalah pertanyaan yang masih harus dipertanyakan setelah Indonesia merdeka sejak 78 tahun yang lalu. Berbagai masalah dalam dunia pendidikan tentunya masih sering kita jumpai hingga saat ini. Bukan waktu yang singkat sejak dunia pendidikan muncul dan masih banyak yang harus diperbaiki dan ditingkatkan untuk dunia pendidikan yang lebih baik ke depannya.

Dimulai dari sistem pengajaran sejak zaman Portugis masuk ke Indonesia pada abad ke-16 yang dikenal dengan sistem pengajaran di bawah kelembagaan, kemudian disusul Bangsa Spanyol yang bertujuan penyebaran agama Kristen dan penjajahan rempah-rempah. Dilanjutkan kedatangan Belanda yang mendirikan sekolah karena memerlukan tenaga pembantu yang murah untuk keperluan menggerakkan roda pemerintahan dan perekonomian yang diambil dari kalangan penduduk pribumi. Ketika Belanda menyerah kepada sekutu, Jepang akhirnya mendirikan sekolah untuk mengajarkan Bahasa Jepang untuk memenuhi ambisi mereka “Kemakmuran Bangsa Asia Timur Raya.” (Makmur dkk, 1993).

Pendidikan zaman kolonial dilakukan hanya untuk membantu kebutuhan pemerintahan Hindia Belanda dengan memanfaatkan penduduk pribumi. Selain itu, sistem pendidikan zaman kolonial tidak dapat menjadikan warga pribumi belajar sepenuhnya, karena tidak adanya kebebasan dalam pendidikan. Sehingga lambat laun muncul kesadaran dari tokoh-tokoh nasional setelah sekian lama dijajah. Salah satunya adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Sekolah Taman Siswa pada tahun 1922 di Yogyakarta. Taman Siswa hadir sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa dalam pendidikan yang merdeka.

Ki Hajar Dewantara merupakan Bapak Pendidikan Nasional yang banyak memberikan pemikiran terkait filosofi pendidikan nasional. Transformasi pendidikan yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara memberikan dampak yang positif untuk dunia pendidikan Indonesia. Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan masih sangat relevan jika diimplementasikan dalam dunia pendidikan zaman sekarang.

Pemikiran kritis dan analisis yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara menghapus tujuan pendidikan zaman penjajahan untuk memenuhi kebutuhan para penjajah menjadi tujuan mulia yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. (Marwah dkk., 2018).

Namun apakah tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara masih terealisasi hingga saat ini? Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi saat ini telah memberikan banyak terobosan baru di dunia pendidikan Indonesia dengan konsep MERDEKA. Salah satu konsep merdeka yang digaungkan oleh Kemeterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah MERDEKA BELAJAR. Merdeka Belajar merupakan representasi dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang di manifestasikan Kemendikbudristekdikti melalui kebijakan yang sangat konstruktif dalam membangun paradigma masyarakat (Widyastuti, 2021).

Akan tetapi, setiap tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentunya memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing, begitu pun pada konsep MERDEKA yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan. Kebijakan yang selalu berubah ketika pemangku kebijakan juga berubah adalah masalah yang saya rasakan sebagai seorang mahasiswa dan sebagi calon pendidik. Penetapan kurikulum yang bisa bertahan dan berkelanjutan, dan sesuai dengan perkembangan zaman adalah salah satu harapan untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik.

 

Referensi :

Makmur, D., Haryono, PS., Musa, S., dan Hadi, S. 1993. Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan. Jakarta : CV. Manggala Bhakti.

Marwah, SS., Syafe’I, M., dan Sumarna, E. 2018. Relevansi Konsep Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara dengan Pendidikan Islam. Tarbawy : Indonesian Journal of Islamic Education. 5 (1) : 14 – 26.

Widyastuti, R. (2021). Relevansi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan Konsep Merdeka Belajar. Prosiding Seminas Nasional Manajemen Pendidikan.

Post a Comment

Previous Post Next Post