Metode Pembentukan Karakter

 

METODE PEMBENTUKAN KARAKTER

Sebagai calon pendidik, kita sudah sepatutnya memiliki yang akan digunkan ketika menjasdi seorang guru. Adapun  metode-metode pembelajaran tersebut disajikan sebagai berikut ini.

1.       Pembiasaan

Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam mencapai tujuan, dalam prosesnya diperlukan metode yang efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu, ada suatu prinsip umum dalam memfungsikan metode, bahwa pembelajaran perlu disampaikan dalam suasana interaktif, menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan, motivasi, dan memberikan ruang gerak yang lebih leluasa kepada peserta didik dalam membentuk kompetensi dirinya untuk mencapai tujuan. Dari berbagai metode pendidikan, metode yang paling tua antara lain pembiasaan. Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan dalam pendidikan hendaknya dimulai sedini mungkin. Rasulullah SAW memerintahkan kepada orang tua, dalam hal ini para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan shalat, tatkala mereka berumur tujuh tahun. Membiasakan anak shalat, lebih-lebih dilakukan secara berjamaah itu penting.

Dalam kehidupan sehari-hari pembiasaan itu merupakan hal yang sangat penting, karena banyak dijumpai orang berbuat dan berperilaku hanya karena kebiasaan semata-mata. Pembiasaan dapat mendorong mempercepat perilaku dan tanpa pembiasaan hidup seseorang akan berjalan lamban. sebab sebelum  melakukan sesuatu harus memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukannya.

Dalam bidang psikologi pendidikan, metode pembiasaan dikenal dengan istilah operan conditioning, mengajarkan peserta didik untuk membiasakan perilaku terpuji, disiplin, giat belajar, bekerja keras, ikhlas, jujur, dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan. Metode pembiasaan ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses pembentukan karakter, untuk membiasakan peserta didik dengan sifat-sifat baik dan terpuji, impuls-impuls positif menuju neokortek agar tersimpan dalam sistem otak, sehingga aktivitas.

Demikian halnya untuk membangkitkan apa-apa yang telah masuk dalam otak bawah sadar, peserta didik harus dilatih dan dibiasakan dalam setiap pembelajaran dan kehidupan sehari hari. Pendidikan melalui pembiasaan dapat dilaksanakan secara terprogram dalam pembelajaran dan secara tidak terprogram dalam kegiatan sehari-hari.

Kegiatan pembiasaan terprogram dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk mengembangkan pribadi peserta didik secara individual, kelompok dan atau klasikal. Sementara kegiatan pembiasaan secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut:

a.        Rutin, yaitu pembiasaan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, shalat berjamaah, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.

b.       Spontan, adalah pembiasaan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antre, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).

c.        Keteladanan, adalah pembiasaan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

 

2.     Keteladanan

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, terutama dalam pendidikan karakter yang sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk peserta didik mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Semua itu menunjukkan bahwa kompetensi personal atau kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya.

Oleh karena itu wajar, ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke suatu sekolah akan mencari tahu dulu siapa pendidik yang akan membimbing anaknya. Dalam pendidikan karakter pribadi guru akan menjadi teladan, diteladani, atau keteladanan bagi para peserta didik.

Dalam pendidikan nilai dan spiritualitas, pemberian teladan merupakan strategi yang biasa digunakan. Untuk dapat menggunakan strategi ini, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, guru harus berperan sebagai model yang baik bagi peserta didik. Kedua, peserta didik harus meneladani orang-orang terkenal yang berakhlak mulia, terutama Nabi Muhammad SAW guna mengefektifkan dan menyukseskan pendidikan karakter di sekolah, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi kompetensi kompetensi lainnya.

 Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampumemaknai pembelajaran tetapi yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Hernawan mengatakan bahwa:

Menjadi tanggung jawab semua pendidik (guru), staf administrasi bahkan satpam, untuk memberi contoh teladan bagi peserta didik di lingkungan sekolah

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa keteladan merupakan hal penting yang harus di miliki oleh pendidik sehingga menjadi model bagi para peserta didik terutama dalam pembentukan karakter mereka.

 

3.           Pembinaan Disiplin Peserta Didik

Dalam rangka menyukseskan pendidikan karakter, guru harus mampu menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama disiplin diri (self discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakan disiplin. Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikap demokratis, sehingga peraturan disiplin perlu berpedoman pada hal tersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan guru tut wuri handayani.

Dalam membuat peraturan harus jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya. Untuk bisa melakukannya memang menuntut orang tua dan guru bias menjadi teladan pertama dan utama bagi anak. Jadi jika ingin membiasakan siswa kita taat aturan maka kita pertama harus lebih dulu taat aturan. Perlu diingat bahwa ketika melakukan proses pembiasaan, disiplin, dan ketelatenan harus konsisten dan berkesinambungan, jangan kadang dilakukan kadang tidak Hal itu akan mempersulit keberhasilan pendidikan karakter Di antara karakter disiplin yang dilakukan adalah disiplin mematuhi peraturan sekolah, selalu menjaga kebersihan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, antri pada saat mengambil (makan, berwudhu dan keluar dari masjid), serta budaya permisi ketika peserta didik melewati pendidik atau orang yang lebih tua dan kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadi aktivitas sehari-hari.


Sumber : Materi Perkuliahan Perkembangan Peserta Didik

Post a Comment

Previous Post Next Post