Laporan Kebakaan - Laporan Biologi

HALAMAN PENGESAHAN

            Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Kebakaan” di susun oleh                                                                                                                                                                                                                                                     

nama               : Muhammad Alwi Asmar

Nim                 : 1812040001

kelompok        : I (Satu)

kelas                : Pendidikan Fisika A

Telah diperiksa atau dikoreksi oleh asisten atau koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

 

                                                                                        Makassar,  Desember 2018

Koordinator Asisten,                                                      Asisten,

 

 

 

Sunarto A. Sura’                                                           Arya Winandar Batara R

NIM. 1414041002                                                          NIM. 1414041002

           

 

 

 

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

 

 

 

Drs. H. Abd. Muis M.Si    

NIP.196409131990111001

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang 

       Kita mengetahui bahwa makhluk hidup berada dimuka bumi ini dengan bermacam-macam bentuk seperti hewan, manusia dan tumbuhan. Namun, makhluk hidup terbagi lagi menjadi beberapa bagian misalnya burung. Burung sangatlah bermacam-macam jenisnya sesuai dengan parentalnya. Salah satunya perbedaan paruh, ada yang paruhnya panjang, ada yang pendek, ada yang tipis, ada yang tebal, dan lain-lain. Begitu pula dengan tumbuhan, misalnya mawar, ada yang bunganya berwarna putih dan ada juga yang berwarna merah.

       Manusia juga memiliki keanekaragaman seperti halnya hewan dan tumbuhan. Contohnya seperti warna kulit ada yang hitam, ada yang cokelat, ada yang putih, ada yang kuning langsat dan ada juga yang sawo matang. Selain itu, tingkah laku setiap manusia juga beragam sesuai dengan karakter yang diwariskan oleh orang tuanya. Namun terkadang sifat dari orang tua tidak muncul pada anak. Hal ini terjadi karena faktor lingkungan yang mengalahkan sifat bawaan dari orang tua.

       Gregor mendel merupakan pencetus berbagai prinsip dasar genetika. Pada akhir abad kesembilan belas, beliau mengenali adanya unit informasi yang diwariskan untuk pembentukan sifat yang dapat diamati pada organisme. Beliau mengemukakan mekanisme penurunan sifat dari parental kepada individu anaknya dengan meneliti penurunan ciri-ciri baka pada kacang kapri. (pisum sativum). Dengan mengawinkan strain galur murni dari suatu fenotif yang berbeda, misalnya kacang kapri yang bunganya berwarna merah disilangkan dengan kacang kapri yang bunganya berwarna putih. Hasil persilangan tersebut menunjukkan bahwa turunan pertama (F1) semuanya mempunyai warna bunga seperti salah satu dari parentalnya (merah atau putih semua). Ini merupakan konsep gen. Dari percobaan yang dilakukan mendel inilah yang melatar belakangi kami melakukan praktikum ini.

B.  Tujuan Praktikum

       Adapun tujuan dari percobaan ini adalah membuktikan perbandingan fenotif dan genotif dari dari hukum mendel dan dasar genotif beberapa sifat baka pada manusia.

C.  Manfaat Praktikum

       Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat lebih memahami perbandingan fenotife dan genotif  beberapa sifat baka pada manusia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Genetika adalah cabang biologi yang berurusan dengan hereditas dan variasi. Unit-unit hereditas yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya (dengan kata lain, diwariskan) disebut gen. Gen terletak dalam molekul-molekul panjang asam deoksiribonukleat yang ada dalam semua sel. DNA, bersama dengan suatu matriks protein, membentuk nukleoprotein dan terorganisasi menjadi struktur yang disebut kromosom yang ditemukan dalam nukleus yang stabil dengan kapasitas untuk bereplikasi-sendiri. Terkadang, bisa terjadi perubahan spontan pada suatu bagian DNA. Perubahan ini, disebut mutasi, dapat menyebabkan perubahan kode DNA yang mengakibatkan produksi protein yang salah satu atau tidak lengkap. Hasil netto sebuah mutasi seringkali terlihat sebagai perubahan pada tampilan fisik suatu individu ataupun perubahan pada hal-hal lain yang dapat terukur pada organisme itu, disebut karakter atau sifat. Molekul proses mutasi, sebuah gen dapat berubah menjadi dua atau lebih bentuk alternatir yang disebut alel (Elrod, 2007).

Keanekaragaman gen adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup dalam satu spesies. Dalam keanekaragaman yang tinggi menyimpan gen berpotensi yang tinggi pula. Perkembangan ilmu pengetahuan mempermudah mendeteksi keragaman genetik suatu individu berbasis molekuler. Secara umum keanekaragaman genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen dari satu tempat ke tempat lain. Keanekaragaman genetik juga dipengaruhi oleh perkawinan antara jantan dan betina. Adanya perkawinan sedarah akan mempengaruhi frekuensi alel dan menambah variasi genetik dalam suatu populasi. Jumlah jantan dan betina di alam yang seimbang sebagai faktor adanya variasi genetik (Carlen, 2011).

Studi keragaman genetika dilakukan untuk mengetahui variasi genetika pada tingkat individu maupun populasi yang salah satunya untuk tujuan konservasi genetik, populasi maupun jenis. Studi ini telah dilakukan dengan menggunakan berbagai marka baik molekuler (Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD), Amplified Fragment Length Polymorphism (AFLP), Random Fragment Lenght Polymorphism (RFLP), Simple Sequence Repeats (SSRs) maupun protein (isozyme dan allozyme) (Kusumadewi, 2010).

Suatu penjelasan yang mungkin diberikan mengenai hereditas adalah hipotesis “pencampuran” suatu gagasan bahwa materi genetik yang disumbangkan kedua orang tua bercampur dengan cara didapatkannya warna hijau dari pencampuran warna biru dan kuning. Hipotesis ini memprediksi bahwa dari generasi ke generasi, populasi dengan perkawinan bebas akan memunculkan populasi individu yang seragam. Asal genetika modern, di mulai di tanam sebuah biara, dimana seorang biarawan yang bernama Gregor Mendel mencatat sebuah mekanisme penurunan sifat partikulat. Mendel menemukan prinsip dasar hereditas dengan membudidayakan kacang ercis dalam suatu percobaan yang terencana dan teliti. Prinsip dasar hereditas yang ditemukan oleh Mendel dirumuskannya dalam 2 hukum, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II. Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi adalah mengenai kaidah pemisah alel pada waktu pembentukan gamet. Pembentukan gamet terjadi meiosis, dimana pasangan-pasangan homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi/terjadi pemisahan alel-alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid. Dengan demikin setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet pada persilangan dihibrid (Elvita, 2008).

Mendel mengamati bahwa gen-gen yang menjadi karakteristik yang berbeda, misalnya bentuk biji dengan warna bunga, misalnya bentuk biji dan warna bunga, berperilaku independen (tidak bergantung) satu sama lain. Karakteristik biji bulat pada tanaman tidak berpengaruh pada warna mda bunga warna putih atau merah muda bunga tanaman itu. Apabila gen yang menjadi karakteristik yang berbeda berada di kromosom yang berbeda, mereka berperilaku independen satu sama lain, namun apabila mereka berada dalam satu kromosom, mereka cenderung diwariskan bersama-sama (Brookes, 1999).

Susunan gen yang menentukan sifat suatu individu disebut genotip (tidak dapat dilihat dengan mata). Genotip suatu individu diberi seimbol dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya diploid, misalnya MM, Mm dan mm. Genotip memiliki sepasang gen. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang sama dari tiap jenis gen disebut homozigot, misalnya RR, rr, TT, AABB, aabb dan sebagainya. Homozigot dominan terjadi bila individu bergenotip RR, AA, TT, sedangkan homozigot resesif bila individu bergenotip rr, aa, tt dan sebagainya. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen disebut heterozigot, misalnya Rr, Aa, Tt, AaBb dan sebagainya. Karakter atau sifat lahiriah yang dapat diamati (bentuk, warna goloangan darah, dan sebagainya disebut fenotip. Fenotip ditentukan oleh gen dan lingkungan. Dua individu yang memiliki sifat fenotip yang sama mungkin memiliki sifat genotip yang berbeda misalnya dua individu tanaman yang memiliki fenotip sama seperti berbiji bulat, memiliki kemungkinan genotip ialah BB atau Bb (Tim Penyusun, 2016). 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PRATIKUM

A.    Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal         : Senin, 03 Desember 2018

Pukul                      : 07.30 s/d 09.00 WITA

Tempat                   : Lab. lantai 3 Timur Jurusan Biologi FMIPA UNM

B.    Alat dan Bahan

1.     Daftar fenotif

a)       Lesung dagu merupakan sifat dominan (D).

b)      Ujung daun telinga menggantung bebas merupakan sifat dominan (E).

c)       Orang meletakkan ibu jari tangan kiri diatas ibu jari tangan kanan pada waktu menjalinkan jari-jari tangan, merupakan sifat dominan (F).

d)      Orang memiliki ruas jari kelinking paling ujung menyerong ke arah dalam (ke arah jari manis) merupakan sifat dominan (B).

e)       Rambut dahi menjorok merupakan sifat dominan (W).

f)        Rambut pada jari: tumbuhnnya rambut pada kedua ruas dari jari tangan merupakan sifat dominan (M).

g)      Lesung pipi merupakan sifat dominan (P).

h)      Orang yang dapat menggulung lidahnya memanjang merupakan sifat dominan (L).

i)        Orang yang mempunyai gigi seri natas bercelah merupakan sifat dominan (G).

A.  Langkah Kerja

1.           Membuat daftar fenotif sifat-sifat yang akan diamati.

2.           Memeriksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif yang telah dibuat pada diri sendiri. Untuk mempermudah meminta bantuan pada teman sejenis dalam kelompok sendiri. Mencatat hasilnya dalam tabel.

3.           Bila praktikan mempunyai fenotif yang dominan maka diberi tanda (-) untuk gen kedua.

4.           Mencatat data dari teman-teman kelompok dan data kelas, menghitung presentasenya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan

1.   Data Pribadi

No.

Ciri / Sifat Baka (Fenotif)

Kemungkinan Genotif Anda

1

Ada lesung dagu (D) tidak ada (d)

dd

2

Anak daun telinga menggantung (E) menempel (e)

EE/Ee

3

Ibu jari tangan kiri diatas (F) di bawah(f)

FF/Ff

4

Ruas jari kelingking tanjung menyerong ke dalam (B) tidak (b)

bb

5

Rambut dahi menjorok (W) tidak (w)

ww

6

Rambut ruas jari (M) tidak ada rambut (m)

MM/Mm

7

Lesung pipi (P) tidak ada (p)

pp

8

Lidah dapat digulung memanjang (L) tidak dapat (l)

LL/Ll

9

Gigi seri atas bercelah (G) tidak (g)

gg

 

2.   Data Kelompok

 

Nama

A

B

C

D

E

F

G

H

I

DD

dd

EE

ee

FF

ff

BB

bb

WW

ww

MM

mm

PP

pp

LL

ll

GG

gg

Gifran

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Hikma

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Annisah

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Mutiara

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Desti

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Alwi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Jumlah

1

5

3

3

4

2

2

4

3

3

6

0

1

5

4

2

0

6

 

 

3.   Data Kelas

Kelompok

I

II

III

IV

V

VI

Jumlah

Jumlah/Kelompok

6

6

6

6

6

5

35

1

DD/Dd

1

0

1

0

1

0

3

dd

5

6

5

6

5

5

32

2

EE/Ee

3

3

4

5

3

2

20

ee

3

3

2

1

3

3

15

3

FF/Ff

5

3

3

3

4

3

21

ff

1

3

3

3

2

2

14

4

BB/Bb

2

5

4

4

6

4

25

bb

4

1

2

2

0

1

10

5

WW/Ww

3

4

1

0

3

0

11

ww

3

2

5

6

3

5

24

6

MM/Mm

6

6

5

4

6

5

32

mm

0

0

1

2

0

0

3

7

PP/Pp

1

1

2

4

2

0

10

pp

5

5

4

2

4

5

25

8

LL/Ll

2

2

4

4

6

2

20

ll

4

4

2

2

0

3

15

9

GG/Gg

0

0

1

0

1

0

2

gg

6

6

5

6

5

5

33

 

B.    Analisis Data

Dominan    : x 100%

Resesif       : x 100%

1.     Data kelompok

a.      Lesung dagu (D) takada (d)

D = x 100%  = 16,67%

d = x 100% = 83,33%

b.     Anak daun telinga menggantung  (E) menempel (e)

E = x 100% = 66,67%

e = x 100% = 33,33%

c.      Ibu jari tangan kiri di atas (F) di bawah (f)

F =  x 100% = 50%

f  =x 100% = 50%

d.     Ruas jari kelingking terujung menyerong kedalam (B) tidak menyerong (b)

B = x 100% = 66,67%

b = x 100% = 33,33%

e.      Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)

W = x 100% = 16,67%

w = x 100% = 83,33%

f.      Rambut pada jari (M) tak ada  rambut (m)

M = x 100% = 100%

m = x 100%  = 0%

g.     Lesung pipi (P) tidak ada (p)

P = x 100%  = 16,67%

p = x 100% = 83,33%

h.     Lidah dapat digulung memanjanh (L) tidak dapat (l)

L = x 100% = 66,67%

l = x 100%  = 33,33%         

i.       Gigi seri atas bercelah (G) gigi seri atas tidak bercelah (g)

G = x 100%  = 0%   

g = x 100% = 100%                                                  

 

2.     Data kelas

a.      Lesung dagu (D) takada (d)

D = x 100% = 8,57%

d = x 100% = 91,43%

b.     Anak daun telinga menggantung (E) menempel (e)

E = x 100% = 57,14%

e = x 100% = 42,86%

c.      Ibu jari tangan kiri di atas (F) di bawah (f)

F =  x 100% = 60%

f  =x 100% = 40%

d.     Ruas jari kelingking terujung menyerong kedalam (B) tidak menyerong (b)

B = x 100% = 71,43%

b = x 100% = 28,57%

e.      Rambut dahi menjorok (W), tidak  menjorok (w)

W = x 100% = 31,43%

w = x 100% = 68,53%

f.      Rambut pada jari (M) tak ada rambut (m)

M = x 100% = 91,43%

m = x 100%  = 8,57%

g.     Lesung pipi (P) tidak ada (p)

P = x 100%  = 28,57%

p = x 100% = 71,43%

h.     Lidah dapat digulung memanjang  (L) tidakdapat  (l)

L = x 100% = 57,14%

l = x 100%  = 42,86%       

i.       Gigi seri atas  bercelah  (G) gigi seri atas tida k bercelah  (g)

G = x 100%  = 8,57%

g = x 100% = 91,43%

 

C.    Pembahasan

1.     Data Pribadi

      Dari sembilan sifat baka yang diamati pada diri sendiri, hanya ada empat sifat yang dominan yaitu anak daun telinga menggantung (EE), ibu jari tangan kiri di atas (FF), adanya rambut pada jari (MM), dan lidah dapat digulung memanjang (LL). Jadi, sifat baka pada diri sendiri lebih banyak jumlah sifat resesif daripada sifat dominan.

2.     Data Kelompok

      Pada pengamatan sifat baka dalam kelompok yang terdiri dari 6 orang diperoleh data sebagai berikut, pada sifat lesung dagu, sifat dominan adalah 16.67% dan sifat resesif adalah 83.33%. Pada sifat ujung daun telinga menggantung atau menempel, sifat dominan adalah 66.67% dan sifat resesif adalah 33.33%. Pada sifat ibu jari tangan kiri diatas, sifat dominan adalah 50% dan sifat resesif adalah 50%. Pada sifat ruas jari kelingking menyerong kedalam atau tidak,  sifat dominan adalah 66.67% dan sifat resesif adalah 33.33%. Pada sifat rambut dahi menjorok atau  tidak, sifat dominan adalah 16,67% dan sifat resesif adalah 83.33%. Pada sifat rambut pada jari ada atau tidak, sifat dominan adalah 100 % dan sifat resesif adalah 0 %. Pada sifat lesung pipi ada atau tidak, sifat dominan adalah 16.67% dan sifat resesif adalah  83.33%. Pada sifat lidah dapat menggulung atau tidak, sifat dominan adalah 66.67% dan sifat resesif adalah 33.33%. Dan pada sifat gigi seri atas bercela atau tidak, sifat dominan adalah 0 % dan sifat resesif adalah 100%.

 

3.   Data Kelas

 Dari data yang diperoleh diketahui bahwa dari 35 orang mahasiswa hanya 3 orang yang memiliki lesung dagu (dominan 8.6%) atau (resesif 91.4%), ada 20 orang yang memiliki anak daun telinga menggantung (dominan 57.1%) dan ada 15 orang yang anak daun telinganya menempel (resesif 42.9%), ada 21 orang yang ibu tangan kirinya lebih terbiasa diatas (dominan 60%) dan ada 14 orang yang di bawah (resesif 40%), ada 25 orang yang memiliki ruas jari kelingking  terujung menyerong ke dalam (dominan 71.4%) dan ada 10 orang yang ruas jari kelingkingnya tidak menyerong (resesif 28.6%), ada 11 yang memiliki rambut dahi menjorok (dominan 31.4%) dan ada 24 orang yang rambut dahinya tidak menjorok (resesif 68.6%), ada 32 orang yang memiliki rambut pada jari (dominan 91.4%)  dan 3 orang yang tidak memiliki rambut pada jari (resesif 8.6%), ada 10 orang yang memiliki lesung pipi (dominan 28.5%)  dan 25 orang yang tidak memiliki lesung pipi (resesif 71.5%), ada 20 orang yang dapat menggulung memanjang lidahnya (dominan 57.1%) dan ada 15 orang yang tidak bisa menggulung memanjang lidahnya (resesif 42.9%), ada 2 orang yang memiliki gigi seri bercelah (dominan 37,5%)  dan 33 orang (5.7%) yang memiliki gigi seri tidak bercelah (resesif 94.3%). Ini berarti jumlah sifat resesif lebih banyak dibandingkan jumlah sifat dominan.

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan sifat fenotip diri sendiri dan teman sekelas dapat ditarik kesimpulan bahwa perbandingan angka genotif dan fenotif dari Hukum Mendel tenyata mengalami beberapa penyimpangan. Dasar fenotif beberapa sifat baka pada manusia masing-masing sifat diatur oleh sepasang faktor yang akan memisah pada waktu pembentukan gamet, sehingga masing-masing gamet hanya mengandung satu faktor sifat baka tertentu. 

B.   Saran

1.       Sebaiknya praktikan lebih meningkatkan kerjasama dalam kelompoknya.

2.       Sebaiknya asisten mendampingi praktikan pada saat praktikum berlangsung.

3.       Sebaiknya pihak laboran lebih menyiapkan segala kelengkapan praktikum guna kelancaran kegiatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA  

Carlen, Yulent. 2011. Keanekaragaman Genetik dan Identifikasi Jenis Kelamin Lonchura fuscans secara Molekuler. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

    

Elrod, Susan L. 2007. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.  

Elvita, Azmi. 2008. Genetika Dasar. Riau: Universitas Riau.

Kusumadewi, Yulita. 2010. Keragaman Genetika Ramin dari Provinsi Riau Berdasarkan Profil Random Amplified Polymorphic DNA. Bogor: Pusat Penelitian Biologi.

 

Tim Penyusun Biologi Umum. 2016. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post