SENSOR – SENSOR OPTIK
1. Sensor Opticoupler
Optocoupler
adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan
cahaya optik. Dalam Dunia Elektronika, Optocoupler juga dikenal dengan sebutan
Opto-isolator, Photocoupler atau Optical Isolator.
Optocoupler
sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu transmitter (pengirim) dan receiver
(penerima). Optocoupler merupakan gabungan dari LED infra merah dengan
fototransistor yang terbungkus menjadi satu chips. Led infra merah yang
terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan panjang gelombang sekitar 0.9
mikrometer.
Pada prinsipnya, Optocoupler dengan
kombinasi LED-Phototransistor adalah Optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen
LED (Light Emitting Diode) yang memancarkan cahaya infra merah (IR LED) dan
sebuah komponen semikonduktor yang peka terhadap cahaya (Phototransistor)
sebagai bagian yang digunakan untuk mendeteksi cahaya infra merah yang
dipancarkan oleh IR LED. Untuk lebih jelas mengenai Prinsip kerja Optocoupler,
silakan lihat rangkaian internal komponen Optocoupler dibawah ini :
Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir melalui IR LED akan
menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra merahnya. Intensitas Cahaya
tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada IR LED tersebut.
Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya yang lebih baik jika
dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra Merah tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.
Cahaya Infra
Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh Phototransistor dan
menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada Phototransistor. Prinsip
kerja Phototransistor hampir sama dengan Transistor Bipolar biasa, yang
membedakan adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor merupakan penerima yang
peka terhadap cahaya.
2. Solar Cell sambungan P – N
Sel Surya
atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek
Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu fenomena
dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua
elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatka
energi cahaya.
Prinsip
kerjanya, sinar matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan
foton. Ketika terkena sinar matahari, foton yang merupakan partikel sinar
matahari tersebut meghantam atom semikonduktor silikon sel surya sehingga
menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur
atomnya. Elektron yang terpisah dan bermuatan negatif (-) tersebut akan bebas
bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang
kehilangan elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya,
kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan positif (+). Daerah
semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak sebagai
pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan semikonduktor tipe n
(n-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan hole bersifat positif dan
bertindak sebagai penerima (acceptor) elektron yang dinamakan dengan
semikonduktor tipe p (p-type).
Di
persimpangan daerah positif dan negatif (pn junction), akan menimbulkan energi
yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan.
Elektron akan bergerak menjauhi daerah negatif sedangkan hole akan bergerak
menjauhi daerah positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu maupun
perangkat listrik lainnya di persimpangan positif dan negatif (pn junction)
ini, maka akan menimbulkan arus listrik.
Beberapa
pengaplikasian solar cell dalam kehidupan sehari – hari dapat kita jumpai pada
lampu penerangan jalan, lampu lalu lintas, mobil surya, pembangkit listrik,
dll.
3. Fotodioda
Fotodioda
merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong
dalam keluarga dioda. Seperti dioda pada umumnya, fotodioda atau fotodioda ini
memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal katoda dan kaki terminal anoda,
namun dioda foto memiliki lensa dan filter optik yang terpasang dipermukaannya
sebagai pendeteksi cahaya.
Bahan yang
diperlukan untuk membuat Fotodioda dan rentang panjang gelombang spektrum
elektromagnetik meliputi:
- Untuk bahan silikon, rentang panjang gelombang spektrum elektromagnetik adalah (190-1100) nm
- Untuk material Germanium, rentang panjang gelombang spektrum elektromagnetik adalah (400-1700) nm
- Untuk bahan Indium gallium arsenide, rentang panjang gelombang spektrum elektromagnetik adalah (800-2600) nm
- Untuk bahan timbal (II) sulfida, rentang panjang gelombang spektrum elektromagnetik akan <1000-3500) nm
- Untuk Merkurius, bahan cadmium Telluride, rentang panjang gelombang spektrum elektromagnetik adalah (400-14000) nm
Karena
celah pita mereka yang lebih baik, Fotodioda berbasis Si menghasilkan noise
yang lebih rendah daripada Fotodioda berbasis Ge.
Prinsip
kerja dari Fotodioda adalah, ketika foton energi yang banyak menyerang dioda,
itu membuat beberapa lubang (holes) dan elektron. Mekanisme ini juga disebut
sebagai efek fotolistrik dalam. Jika penyerapan muncul di persimpangan daerah
penipisan, maka pembawa dihapus dari persimpangan oleh medan listrik inbuilt
dari daerah penipisan.
Oleh
karena itu, holes di wilayah itu bergerak ke arah anoda, dan elektron bergerak
ke arah katoda, dan arus foto akan dihasilkan. Seluruh arus melalui dioda
adalah jumlah dari tidak adanya cahaya dan arus listrik. Jadi arus yang tidak
ada harus dikurangi untuk memaksimalkan sensitivitas perangkat
Aplikasi fotodioda :
- Aplikasi Fotodioda melibatkan dalam aplikasi yang sama dari photodetektor seperti perangkat charge-coupled, photokonduktor, dan tabung photomultiplier.
- Dioda ini digunakan dalam perangkat elektronik konsumen seperti detektor asap, pemutar CD, dan televisi dan kontrol jarak jauh di VCR.
- Dalam perangkat konsumen lain seperti radio jam, meter lampu kamera, dan lampu jalan, photokonduktor lebih sering digunakan daripada Fotodioda.
LDR (Light
Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami
perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya
nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.
Karakteristik LDR terdiri dari dua
macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral sebagai berikut :
- Laju Recovery Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
- Respon Spektral Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Prinsip
kerja Sensor Cahaya LDR akan berubah seiring den-gan perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi
LDR seki-tar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebe-sar 1KΩ atau kurang. LDR
terbuat dari ba-han semikonduktor seperti kadmium sul-fida. Dengan bahan ini
energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak mua-tan yang dilepas
atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah men-galami
penurunan.
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent
Resistor) dapat digunakan sebagai :
·
Sensor pada rangkaian saklar cahaya
·
Sensor pada lampu otomatis
·
Sensor pada alarm brankas
·
Sensor pada tracker cahaya matahari
·
Sensor pada kontrol arah solar cell
Tags:
FISIKA